Kamis, 13 Oktober 2011

PARAWATAN PASIEN DENGAN GIPS


PARAWATAN PASIEN DENGAN GIPS


A.    Pengertian
Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips dipasang.
B.     Tujuan pemasangan gips
Untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang terletak didalamnya.
C.    Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :
1.   Immobilisasi dan penyangga fraktur
2.  Istirahatkan dan stabilisasi
3.  Koreksi deformitas
4.  Mengurangi aktifitas
5.  Membuat cetakan tubuh orthotic
D.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :
1.      Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
2.     Gips patah tidak bisa digunakan
3.     Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
4.     Jangan merusak / menekan gips
5.     Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk
6.     Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama
E.     Jenis-jenis gips
v  Gips lengan pendek : memenjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan, melingkar erat didasar ibu jari. Bila ibu jari dimasukkan dinamakam spika ibu jari (gips gaunlet)
v  Gips lengan panjang : memanjang dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah proksimal lipatan telapak tangan, siku biasanya diimobilisasi dalam posisi tegak lurus
v  Gips tungkai pendek : memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki, kakai dalam sudut tegak lurus pada posisi netral
v  Gips tungkai panjang : mamanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki, lutut sedikit fleksi
v  Gips berjalan
v  Gips tubuh
v  Gips spika bahu
v  Gips spika panggul
F.     Komplikasi yang berhubungan dengan imobilisasi pada penggunaan gips
1.      Rasa sakit akibat tekanan
Rasa sakit dapat timbul akibat tekanan pada tonjolan-tonjolan tulang, berasal dari permukaan dalam gips yang tidak rata, atau berasal darai takanan benda asing diantara gips dan tungkai. Gajala yang sering tarjadi adalah selama beberapa hari penderita mengeluh tidak enak akan tempat keras yang menetap, jika keluhan tersebut tidak dihiraukan gejala akan berlanjut, kemudian jaringan yang tertekan menjadi hilang rasa dan mulai mengelupas, dan lapisan gips benoda dan cairan akan menumpuk dan sekret bertambah banyak.
Cara mengatasi rasa sakit akibat tekanan dengan cara membuat lubang ventilasi pada gips pada bagian yang dimaksud dengan gergaji gips bersudut dan kecil. Jika tidak ada ulkus, bersihkan tempat tersebut dan balut, jika terdapat lesi yang serius, tutupi lubang ventilasi dengan bantalan katun wol yang seragam. Pada semua kasus, guanakan sepotong gips dan pasanglah pembalut halus diatasnya untuk menghindari edema dari jaringan lunak yang tidak tersokong didaerah ventilasi.

2.      Edema pada distal garis gips
Edema akibat cidera biasanya hilang dalam waktu dua sampai tiga hari dengan menaikkan  tungkai dan melakukan latihan aktif berulang pada sendi-sendi yang tidak bergips. Jika setelah 2-3 hari edema tidak hilang, mungkin edema tersebut disebabkan oleh gips yang kencang. Pada kasus demikian, belah gips sepanjang gips dan potong pembalut atau stockinet sampai ke permuakaan kulit. Usahakan gips membuka 1-2 cm sepanjang-panjang gips tersebut. Angkat tungkai dan lanjutkan latihan aktif.
3.      Kulit melepuh
Kekeringan dan bersisik tidak dapat dihindari pada kulit yang dibungkus gips karena epitel-epitel yang lepas tidak dapat dibersihkan. Kadang-kadang kulit dapat alergi tehadap gips dan dapat berkembang menjadi dematitis jika hal ini dibiarkan akan menimbulkan nyeri hebat dan dermatitis purulenta. Cara mengatasi dengan pemberian antihistamin, antibiotika sistemik dan mengangkat tungkai dapat menghilangkan sebagian nyeri dalam waktu 48 jam.
4.      Gangren
Terjadinya gangren setelah fraktur biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem vaskular pada tungkai yang cidera, tetapi dengan pengontrolan yang hati-hati terhadap sirkilasi kapiler (dan denyut nadi jika memungkinkan) baik sebelum atau sesudah pemasangan gips dapat menghindari terjadinya gangren atau kontraktur Volkmann akibat lilitan yang keras dan tidak diberi bantalan.

G.   Prosedur pemasangan gips
1.     Sokong ekstremitas atau bagian yang di gips
2.    Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang ditentukan oleh dokter selama prosedur pemasangan gips
3.    Pasang duk pada pasien
4.    Cuci dan keringkan bagiang yang akan digips
5.    Pasang bahan rajutan (misalnya stokinet) pada bagian yang akan di gips pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat
6.    Pasang gips secara merata pada bagian tubuh, pilih bahan yang sesuai, lakukan dengan gerakan yang berkesinambungan agar terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh
7.    Selesaikan gips, haluskan tepinya potong dan bentuk dengan pemotong gips
8.    Bersihkan partikel bahan gips pada kulit
9.    Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan

H.    Prosedur pelepasan gips
1.      Informasikan kepada pasien
2.     Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengiris kulit
3.     Gips akan dibelah dengan gerakan linier pisau sepanjang garis potongan
4.     Gunakan pelindung mata
5.     Potong bantalan dengan gunting
6.     Sokong bagian tubuh ketika gips diambil
7.     Cuci dan keringkan bagian yang habis diimobilisasi dengan lembut, oleskan minyak pelumas
8.     Ajari pasien tidak menggosok / menggaruk kulit
9.     Ajari pasien secara bertahap melatih kegiatan bagian tubuh sesuai program terapiutik
10.   Ajari pasien mengontrol pembengkakan dengan meninggikan ekstremitas






Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gips

Pengkajian
1.     Adanya faktor-faktor yang memperberat kebutuhan terhadap pemasangan gips (sebagai contoh, fraktur, untuk koreksi deformitas tulang, peregangan berat, dislokasi tulang)
2.    Lakukan pengkajian neurovaskular (apendiks D) setelah gips dipasang. Pengkajian nadi di daerah distal tidak mungkin dilakukan jika tangan atau kaki tertutup oleh gips.
3.    Kaji tepi gips untuk memastikan bantalan dan lapisan stoking melebihi tepi gips dan tepi yang kasar tidak bergesekan dengan kulit pasien
4.    Kaji pengetahuan terhadap pasien tentang perawatan gips dan perawatan kulit setelah gips dilepaskan.
5.    Kaji kebutuhan terhadap bantuan dalam AKS (makan, mandi, membalikkan tubuh, barjalan, kekamar mandi, berpakaian, menulis).

Dignosa keperawatan
1.     Resiko tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah berhubungan dengan kurang pengetahua tentang perawatan gips dan perawatan kulit setelah gips dilepaskan
2.    Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan sindrom kompartemen sekunder terhadap gips yang telalu ketat
3.    Resiko tinggi terhadap defisit perawatan diri (area khusus) berhubungan dengan gips ektremitas

Rencana Keperawatan
1.     Resiko tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah berhubungan dengan kurang pengetahua tentang perawatan gips dan perawatan kulit setelah gips dilepaskan
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman terhadap instruksi, melakukan latihan-latihan yang telah dianjurkan, mengikuti insriksi cara perawatan kulit

Intervensi
Rasional
1.
Berikan instruksi tertulis untuk perawatan gips dirumah :
a.  Laporkan pada dokter tentang terjadinga hal berikut :
§  Objek yang jatuh didalam atau menyisip kedalam gips
§  Bau tak sedap dari bagian gips
§  Gipslemah,pecah,longgar,atau sangat ketat
§  Bengkak berlebihan tidak hilang dengan meninggikan ekstremitas yang di gips dan pemberian kantung es
§  Peningkatan nyeri tidak hilang dengan obat-obatan
§  Kebas,kesemutan, atau rasa terbakar  tidak hilang setelah menggunakan obat nyeri dan meninggikan ekstremitas selama kira-kira 20 menit
§  Penurunan gerakan atau kehilangan gerak pada jari atau ibu jari atau keduanya
b.  Jangan pernah membasahi gips bahkan bila dengan gips fiberglass tahan air .stoking dan bantalan katun di bawah gips tidak tahan air dan mungkin tidak kering menyeluruh, sehingga mencetuskan pasien terhadap kerusakan kulit.
c.   Jangan memotong atau membuang bagian mana pun dari gips
d.  Dalam beberapa hari, kulit dibawah gips dapat mulai gatal dan mengalami sedikit bau karena sekresi minyak tubuh dan keringat di bawah gips. jangan pernah menaruh apapun ke dalam gips untuk menghilangkan gatal - gatal dapat hilang dengan :
§  Menaruh kantung es di atas gips
§  Menggunakan kipas angin atau pengering rambut pada lingkungan dingin untuk ventilasi udara dingin di bawah gips.
e.   Jangan menaruh bedak dibawah gips. Ini dapat mengumpul dan menimbulkan iritasi kulit
Instruksi verbal dapat dengan mudah di lupakan penyuluhan kesehatan penting untuk menjamin keamanan pada perawatan diri terhadap gips.














































2.
Setelah gips dilepaskan, berikan instruksi tertulis tentang perawatan kulit:
§  Latihan ekstremitas bertahap untuk membantu menghilangkan nyeri kaku karena imobilisasi lama dari ekstremitas pada satu posisi dan atropi otot karena disuse
§  Bersihkan kulit setiap hari. Dengan perlahan gunakan air hangat dan sabun ringan diikuti dengan losion emolin untuk membantu kulit kembali pada penampilan normalnya.
§  Hindari menggosok kulit untuk mengeringkannya. Keringkan dengan kertas hisap.
§  Hindari menggaruk kulit
§  Tinggikan ekstremitas di atas tinggi dada bila bengkak terjadi. Jelaskan bahwa bengkak dapat terjadi karena redistribusi cairan ke area yang tertekan sebelumnya.
Kulit di bawah gips rapuh dan tangani dengan perlahan untuk mencegah kerusakan kulit. Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.


2.    Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan sindrom kompartemen sekunder terhadap gips yang telalu ketat.
Kriteria hasil : Tak adanya manifestasi sindrom kompartemen

Intervensi
Rasional
1.
Monitor status neuromuskuler (Apendiks D) setiap jam selama 24 jam pertama setelah pemasangan gips, kemudian setiap 4 jam
Untuk mendeteksi temuan dini dari sindrom kompartemen


2.
Pertahankan ektremitas tinggi di atas tinggi dada, berikan kantung es
Peninggian meningkatkan drainase vena dan limfatik oleh gravitasi
3.
Bila gejala - gejala sindrom kompartemen terjadi. Beri tahu dokter, hubungi teknisi ortopedik untuk membelah gips bila dipesankan
Normalnya, pembengkakan terjadi setelah  pemesangan gips. Pembengkakan berlebihan dapat menyebabkan sindrom kompartemen. Kerusakan saraf dan jaringan bila tekanan tidak dihilangkan.
4.
Hindari penggunaan panas untuk mengeringkan gips basah
Ini dapat menyebabkan luka bakar di bawah gips. Juga dapat menyebabkan gips lunak pada beberapa tempat
5.
Bila menangani gips bawah, gunakan palmar daripada jari
Dengan menggunakan jari dapat menciptakan cekungan pada gips yang dapat menjadi potensial area tekanan bila gips mengering 
6.
Hindari membasahi gips selama dan setelah periode pengeringan
Bentuk gips bisa berubah bila basah
7.
Reposisikan bagian gips setiap 2 jam selama 24 jam pertama
Untuk meningkatkan pengeringan merata dari gips dan mengurangi tekanan kontinu dapa area tergantung.



3.    Resiko tinggi terhadap defisit perawatan diri (area khusus) berhubungan dengan gips ektremitas
Kriteria hasil : melaporkan bahwa AKS terpenuhi, melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan

Intervensi
Rasional
1.
Bantu pasien denga AKS sesuai kebutuhan. Ajarkan pasien bagaimana melakukan aktivitas perawatan diri dalam keterbatasan yang ditimbulkan oleh gips.
Dorongan partisipasi aktif pada AKS membantu mempertahankan fleksibelitas sendi dan harga diri


2.
Atur konsul dengan terapi okupasi untuk membantu pasien dalam belajar bagaimana menjadi dalam AKS bila diperlukan
Terapis okupasi adalah spesialis yang dapat membantu pasien dalam adaptasi tertentu tertentu untuk melakukan AKS
3.
Sediakan waktu untuk pasien melakukan tugas pada kemampuan yang paling penuh.
Untuk mengurangi frustasi yang sering menyertai kesulitan yang dihadapi bila belajar untuk adaptasi terhadap keterbatasan.







DAFTAR PUSTAKA

Bloch, Bernard. 1986. Fraktur dan Dislokasi. Yogyakarta : Yayasan Esrentia Medika

Cook, John. Dkk. 1995. Penatalaksanaan Bedah Obstetri, Ginekologi, Ortopedi, dan Traumatologi di Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta : EGC

2 komentar:

  1. permisi, anak saya dipasang gips di kakinya keluhannya gatal2 kali ya, karena belum 2 tahun jd dia cuma bilang sakit, saya kira itu karena gatal, td saya baca taruh kantung es di atas gips? emang boleh ya? apa gipsnya gk akan jadi lunak? kata dokternya jgn kena air, jadi bingung soalnya kasian anak saya nangis terus karena gatal, tq

    BalasHapus